Chapter 8: Memburu bayangan
Richy berdiri dikamarnya, melihat sekeliling. Ia merasakan ancaman, jika masih tetap disini.
Ia mengambil laptopnya. Tangannya bergerak cepat di keyboard, menelusuri setiap data yang bisa mengarah pada Ordo Horizon.
"Mereka menemukannya dengan mudah... Berarti mereka memiliki akses kesesuatu yang lebih dari sekadar teknologi pengintaian biasa."
Ia mulai menyaring kemungkinan:
Tidak mungin satelite militer, karena mereka muncul tanpa terdeteksi.
Sensor gravitasi? Bisa jadi, akan tetapi teknologi belum berkembang sejauh itu-setidaknya di dunia yang diketahui publik.
Kemampuan super manusia yang lain? Ini yang paling masuk akal.
Jika mereka bisa merasakan kemampuan manipulasi gravitasi yang ia lakukan, maka kemungkinan besar mereka juga memilikinya.
Langkah pertama; menelusuri : 'jejak energi'
Richi memutuskan untuk menguji teori bahwa mereka melacaknya melalui distorsi gravitasi. Ia membuat sebuah eksperiment kecil di dalam kamarnya:
Ia menciptakan distorsi gravitasi kecil di berbagai lokasi secara acak. Ia memonitor apakah ada reaksi dari dunia luar-misalnya, anomali electromagnetik atau aktivitas mencurigakan. Ia menunggu...
Tidak berapa lama, ia menemukan sesuatu yang menarik. Setiap kali ia memanipulasi gravitasi di lokasi yang berbeda, ada fluktuasi kecil dalam jaringan komunikasi global.
"Menarik... Berarti mereka punya sistem pemantauan global untuk aktivitas gravitasi abnormal."
Namun, ada pola yang lebih menarik lagi-setiap kali ia membuat distorsi gravitasi. Salah satu lokasi di dunia selalu bereaksi lebih kuat di banding dari yang lain.
Lokasi itu: Antartika.
Hmm, Lokasi yang menarik gumamnya. Tanpa membuang waktu, richy mulai merencanakan perjalanan nya. Ia bisa saja menggunakan transportasi biasa, tapi dengan kemampuan barunya, menggunakan pesawat adalah pemborosan waktu.
Sebagai gantinya, ia mengunakan metode Ordo Horizon "lompatan gravitasi" seperti yang dilakukanya di pegunungan tadi.
Dengan memanipulasi medan gravitasi di sekitar tubuhnya, ia bisa mengurangi massanya hingga hampir nol, lalu menggunakan gaya dorong kecil untuk meluncur dengan kecepatan superonik.
Malam itu, richy melesat ke langit, menembus atmosfera dengan kecepatan cahaya. Dalam hitungan sekedip ia sudah berada di atas antartika.
Dari ketinggian ia melihat sesuatu yang aneh: ditengah-tengah lautan es yang luas ada satu titik yang tidak membeku.
"Jadi, ini basis mereka?"
Ia turun perlahan, mendekati titik tersebut. Begitu kakinya menyentuh tanah, suara familiar terdengar dari belakangnya.
"Kami sudah menunggumu, richy."
Richy berbalik, Ordo Horizon sudah berada di belakangnya.