Solo Leveling: Rebirth of IM Sooho

Chapter 3: Bab 3: Dungeon Pertama dan Kematian yang Tak Terhindarkan



Bab 3: Dungeon Pertama dan Kematian yang Tak Terhindarkan

Sooho berdiri di depan Asosiasi Hunter Korea, menatap gedung yang akan menjadi gerbang menuju kehidupan barunya.

Sebagai seorang Hunter peringkat E, ia tahu bahwa ia adalah bagian dari kasta terendah di dunia ini. Namun, tidak seperti mereka yang menerima nasibnya, Sooho memiliki sesuatu yang tidak dimiliki siapa pun—kemampuan untuk hidup kembali setelah mati.

Meski begitu…

"Aku tidak bisa mengandalkan kematian sebagai cara untuk menjadi lebih kuat."

Bahkan jika ia bangkit lebih kuat setiap kali mati, rasa sakit dan kehilangan kendali atas hidupnya bukanlah sesuatu yang ingin ia alami terus-menerus. Jika ia ingin bertahan, ia harus berkembang tanpa harus terus mengorbankan nyawanya.

Dengan tekad itu, Sooho mulai mencari tim raid pertamanya.

Raid Dungeon Kelas E

Tim yang ia temukan adalah kelompok kecil berisi lima Hunter lepas, dipimpin oleh seorang pria bernama Park Dong-Sik.

Saat melihat Sooho, Dong-Sik mendengus. "Anak baru, ya? Kau tahu ini bukan tempat bermain, kan?"

Sooho mengangguk. "Aku mengerti. Aku akan melakukan yang terbaik."

Tanpa banyak bicara, mereka memasuki Dungeon kelas E—sebuah gua bawah tanah yang dipenuhi oleh Goblin dan Serigala Bayangan.

Bagi Hunter berpengalaman, ini hanyalah tempat berburu biasa.

Tapi bagi Sooho, ini adalah ujian pertamanya dalam pertempuran sungguhan.

Pertempuran dan Kematian Pertama

Pertarungan dimulai dengan cepat.

Para Hunter lain bertarung dengan percaya diri, menghabisi Goblin satu per satu. Sooho, di sisi lain, mencoba mengikuti ritme mereka, menebas dengan belatinya dan menghindari serangan semampunya.

Namun, ia segera menyadari kenyataan pahit—

Ia terlalu lambat.

Gerakannya kaku.

Serangannya lemah.

Satu kesalahan.

Goblin berhasil menebas lengan Sooho, diikuti dengan serangan dari Serigala Bayangan yang menerjang dadanya dengan cakarnya.

Darah menyembur. Rasa sakit luar biasa menyerangnya.

"Sial… aku akan mati di sini?"

Dalam sekejap, kesadarannya menghilang.

[Rebirth] Teraktifkan

Gelap.

Lalu, cahaya muncul.

Saat Sooho membuka matanya, ia kembali berdiri di tempat yang sama—tubuhnya sepenuhnya pulih, seolah-olah ia tidak pernah terluka.

Namun, ia langsung menyadari perbedaannya:

Tangannya terasa lebih kuat.

Penglihatannya lebih tajam.

Tubuhnya lebih ringan.

Statnya meningkat.

Namun, alih-alih merasa senang, Sooho justru menggertakkan giginya.

"Jadi ini rasanya mati?"

Rasa sakit, kehilangan kendali, dan ketidakpastian…

Itu bukan sesuatu yang ingin ia alami lagi.

[Rebirth] memberinya kesempatan kedua, tetapi jika ia terus bertarung dengan mengandalkan kemampuannya ini, ia hanya akan menjadi Hunter yang tidak berguna dan tidak belajar apa pun.

Sooho mengepalkan tinjunya.

"Aku tidak boleh hanya bergantung pada kemampuanku ini."

"Aku harus menjadi lebih kuat tanpa perlu mati."

Dengan tekad itu, ia kembali ke pertempuran—kali ini dengan tujuan untuk bertahan hidup, bukan untuk mengulang kematian.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.